Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai pekan ini dengan performa positif, mencatatkan penguatan yang cukup signifikan pada perdagangan kemarin. Peningkatan IHSG ini dipengaruhi oleh beberapa faktor ekonomi global, khususnya data dari Amerika Serikat (AS) yang berhubungan dengan penjualan ritel. Angka penjualan ritel yang lebih rendah dari perkiraan pasar tersebut berdampak langsung pada penurunan Indeks Dolar AS (DXY), melemahnya imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury), serta mendorong harapan akan adanya pemangkasan tingkat suku bunga Federal Reserve (FFR) di tahun ini.
Pada akhir perdagangan kemarin, IHSG tercatat menguat sebesar 2,6%, menutup sesi pada level 6.830,9 poin. Kenaikan ini didorong oleh sejumlah saham yang tercatat menguat, dengan sektor perbankan menjadi pendorong utama. Saham Bank Mandiri (BMRI), misalnya, melonjak 5,9%, diperdagangkan pada harga 5.425 per lembar saham. Sementara itu, saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Bank Central Asia (BBCA) juga mengalami kenaikan, masing-masing sebesar 4,4% dan 3,9%.
Berdasarkan perkembangan ini, para analis dan pelaku pasar beranggapan bahwa IHSG berpotensi melanjutkan tren penguatannya. Namun, tantangan tetap ada dengan ketidakpastian ekonomi global yang dapat memengaruhi aliran modal dan sentimen pasar.
Lantas, apakah IHSG akan terus melanjutkan penguatan pada sesi perdagangan hari ini? Hal ini tentu sangat bergantung pada bagaimana faktor-faktor eksternal dan domestik, seperti kebijakan suku bunga AS dan perkembangan ekonomi dalam negeri, akan memengaruhi sentimen pasar.
Untuk memperoleh informasi lebih lanjut tentang dinamika pasar saham Indonesia dan analisis terkait IHSG, tetap pantau detiksore.