Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, memperkirakan bahwa secara teknikal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memiliki potensi kenaikan terbatas, dengan batas bawah (support) dan batas atas (resistance) masing-masing di level 6.560 dan 6.660.
“Sejauh ini tidak begitu banyak data perekonomian yang menekan pasar, namun kebijakan Donald Trump yang di luar dugaan akan menjadi batu sandungan bagi pergerakan pasar yang diharapkan dapat berjalan dengan baik pekan ini,” ujar Nico sebagaimana kajian Pilarmas Investindo Sekuritas di Jakarta, Senin.
Dari kancah internasional, Nico mengungkapkan bahwa pejabat tinggi dari Amerika Serikat (AS) dan Rusia dijadwalkan bertemu di Arab Saudi. Pertemuan ini diharapkan membuka jalan bagi diskusi antara Donald Trump dan Vladimir Putin mengenai percepatan penghentian konflik bersenjata yang tengah berlangsung.
Dari Amerika Serikat, perhatian investor tertuju pada laporan Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting Minutes dari pertemuan sebelumnya. Laporan yang dijadwalkan rilis pada 20 Februari 2025 ini diyakini dapat memberikan gambaran mengenai langkah kebijakan The Fed ke depan.
Sementara itu, di Eropa, para pelaku pasar menunggu data Consumer Confidence yang diperkirakan masih berada di zona negatif. Angka ini dapat memberikan indikasi tentang sentimen masyarakat terhadap kondisi perekonomian di kawasan tersebut.
Di kawasan Asia, perhatian pasar tertuju pada data ekonomi Jepang, termasuk pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mengalami peningkatan. Selain itu, data produksi industri baik secara bulanan maupun tahunan, serta pesanan mesin inti (Core Machine Orders), turut menjadi faktor yang diamati.
Bank Sentral Jepang diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada paruh pertama tahun 2025. Langkah ini diambil dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi serta mengendalikan inflasi yang sedang berlangsung.
Dari dalam negeri, data perdagangan menunjukkan tren positif, dengan proyeksi penurunan angka impor dan peningkatan ekspor. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia diprediksi tetap dalam kondisi surplus.
Selain itu, Bank Indonesia dijadwalkan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 19 Februari 2025. Dalam pertemuan tersebut, tingkat suku bunga diproyeksikan akan tetap bertahan di tengah dinamika pasar yang masih bergejolak.
Presiden Prabowo Subianto mengumumkan rencana penghematan anggaran negara yang akan dilaksanakan dalam tiga tahap dengan total nilai mencapai Rp750 triliun. Kebijakan ini didasarkan pada Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025.
Dari total dana yang dihemat, yang setara dengan 44 miliar dolar AS, sekitar 24 miliar dolar AS akan dialokasikan untuk mendukung program makan bergizi gratis (MBG) bagi masyarakat.
Sementara itu, dana sebesar 20 miliar dolar AS akan dialihkan ke Badan Pengelola Investasi Danantara, yang dijadwalkan diresmikan pada 24 Februari 2025, untuk dikelola sebagai investasi jangka panjang.
“Kami menilai, jika Danantara dapat menghasilkan performa yang baik, maka hal ini bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi pemerintah untuk menghadapi ketidakpastian perekonomian global yang kami proyeksikan akan terjadi selama beberapa tahun nanti, sepanjang adanya perang dagang antara AS dan dunia,” tutur Nico.