Raksasa manufaktur semikonduktor asal Taiwan, TSMC, semakin membatasi produksi chip kecerdasan buatan (AI) bagi perusahaan-perusahaan asal China. Kini, mereka tidak lagi menerima pesanan chip dengan teknologi manufaktur 16nm ke bawah dari perusahaan desainer chip China yang tidak memenuhi regulasi ketat yang ditetapkan oleh pemerintah Amerika Serikat.
Meski demikian, perusahaan desain chip tanpa pabrik (fabless) di China masih dapat mengajukan permintaan produksi chip berteknologi 16nm ke bawah, asalkan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh otoritas AS. Saat ini, satu-satunya jalur yang diperbolehkan bagi desainer chip China adalah dengan menggunakan fasilitas Outsourced Semiconductor Assembly and Test (OSAT) yang telah memperoleh izin dari Washington.
Sebagai informasi, desainer chip fabless adalah perusahaan yang hanya fokus pada perancangan semikonduktor tanpa memiliki fasilitas produksi sendiri. Oleh karena itu, mereka mengandalkan produsen chip seperti TSMC untuk merealisasikan desain mereka menjadi produk fisik.
Selain pembatasan tersebut, pemerintah AS juga menerapkan aturan ketat lainnya. Salah satunya adalah larangan ekspor chip dengan lebih dari 30 miliar transistor serta menggunakan proses manufaktur 16nm ke bawah, kecuali jika pengembangnya telah memperoleh izin khusus dari Departemen Perdagangan AS, Taiwan, atau negara-negara sekutu Washington.
Sebagai gambaran, chip yang digunakan dalam pelatihan model kecerdasan buatan DeepSeek R1 berasal dari GPU Nvidia H800. Prosesor grafis ini dibuat dengan proses manufaktur 4nm dan memiliki 80 miliar transistor di setiap unitnya. Mengingat spesifikasi tersebut sudah melampaui batas aturan ekspor, DeepSeek memerlukan lisensi khusus untuk membeli lebih banyak chip tersebut.
Namun, perusahaan pengembang DeepSeek ternyata tidak memiliki izin tersebut, sehingga pemerintah AS kini menyelidiki bagaimana mereka bisa memperoleh GPU Nvidia H800. Dugaan sementara menyebutkan bahwa DeepSeek menggunakan perantara pihak ketiga yang berbasis di Singapura untuk mendapatkan chip tersebut dari Nvidia, sebagaimana dilaporkan oleh Phone Arena.
Sebelumnya, pada November tahun lalu, TSMC juga telah menghentikan pengiriman chip AI ke pelanggan di China atas permintaan pemerintah AS. Langkah ini diambil setelah ditemukan bahwa chip buatan TSMC digunakan dalam prosesor yang dikembangkan oleh Huawei. Keputusan ini semakin mempertegas langkah Amerika dalam menekan akses China terhadap teknologi semikonduktor canggih.
Dengan semakin banyaknya pembatasan yang diterapkan, lanskap industri semikonduktor global diprediksi akan semakin bergejolak. China dipaksa mencari alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi buatan AS dan Taiwan, sementara perusahaan-perusahaan semikonduktor global harus semakin berhati-hati dalam menjalankan bisnisnya di tengah ketegangan geopolitik yang meningkat.