Perusahaan semikonduktor raksasa asal Amerika Serikat, Intel, kini tengah menghadapi masa sulit setelah gagal membaca arus perubahan besar dalam industri teknologi. Dalam beberapa tahun terakhir, Intel tertinggal dari para pesaing yang lebih lincah dan inovatif, yang akhirnya membuat mereka harus merelakan posisi dominannya di industri. Kondisi ini bahkan menyebabkan CEO Pat Gelsinger harus mengundurkan diri karena dianggap tidak mampu mengembalikan kejayaan perusahaan. Sosok pendiri Microsoft, Bill Gates, pun mengungkapkan keprihatinannya atas situasi Intel saat ini.
Sebagai langkah efisiensi, Intel mengumumkan pada Agustus lalu bahwa mereka akan memangkas sekitar 15% tenaga kerja serta memangkas anggaran operasional hingga USD 10 miliar. Namun, keputusan ini tidak cukup untuk menahan penurunan tajam nilai saham mereka, yang telah anjlok lebih dari 58% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, kompetitor utama mereka, Nvidia, justru mencatatkan lonjakan nilai saham hampir tiga kali lipat, menjadikannya pemimpin tak tergoyahkan dalam industri chip berbasis kecerdasan buatan (AI).
Sejarah mencatat bahwa Intel memiliki peran penting dalam perjalanan Bill Gates dan Microsoft. Tanpa adanya inovasi chip mikro dari Intel pada era 1970-an, yang memungkinkan komputer menjadi lebih kecil dan efisien, Bill Gates dan sahabatnya, Paul Allen, mungkin tidak akan mendirikan Microsoft. Namun, saat ini, nasib keduanya berbanding terbalik. Microsoft berhasil bangkit dari masa-masa sulit dan kini mendominasi industri teknologi, sementara Intel justru semakin merosot dalam persaingan global.
Salah satu faktor utama kejatuhan Intel adalah kegagalannya dalam mengantisipasi peralihan dari komputer pribadi ke perangkat genggam seperti smartphone. Kesalahan serupa juga pernah dilakukan oleh Microsoft sekitar 18 tahun yang lalu, namun mereka berhasil melakukan manuver strategis untuk kembali ke jalur kemenangan. Sayangnya, Intel tidak memiliki nasib yang sama.
“Saya terkejut bahwa Intel pada dasarnya kehilangan arah. Salah satu pendiri Intel, Gordon Moore, selalu menjaga Intel pada tingkat teknologi terkini. Dan sekarang mereka agak tertinggal dalam hal desain chip dan mereka agak tertinggal dalam fabrikasi chip. Dan keduanya sangat padat modal,” papar Gates.
Lebih lanjut, Gates menyoroti bagaimana Intel seharusnya menjadi pemain utama dalam revolusi chip AI, namun kenyataannya mereka tertinggal dari kompetitor. “Saya berharap Intel pulih, tetapi tampaknya cukup sulit bagi mereka pada tahap ini,” tambahnya, seperti dikutip dari Yahoo Finance.
Secara lebih luas, Gates juga mengungkapkan bahwa industri chip di Amerika Serikat secara keseluruhan sudah tertinggal jauh dibandingkan pemain utama seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) dan Samsung. “Akan sangat bagus bagi AS jika proses dan teknologi mereka bisa menjadi alternatif yang kredibel bagi Taiwan Semiconductor (TSMC) dan Samsung. Mereka berusaha melakukan itu, tapi butuh waktu dan banyak modal, jadi itu adalah hal yang sangat, sangat sulit,” ujar Gates.
Gates pun mengingatkan bahwa dalam dunia teknologi, dominasi sebuah perusahaan tidak selamanya bertahan. “Teknologi penuh kisah-kisah peringatan ini. Saat saya tumbuh dewasa, IBM mendominasi komputer. Mereka adalah industri komputer. IBM masih ada, tapi Anda tahu, IBM sangat kecil dibanding Microsoft. Jadi Anda harus sangat rendah hati, jika Anda melewatkan belokan di jalan, Anda bisa hancur,” pungkasnya.
Saat ini, masa depan Intel masih penuh ketidakpastian. Apakah perusahaan ini mampu bangkit dari keterpurukan, atau justru semakin terpuruk dalam persaingan industri chip yang semakin ketat?