Dari Ayam hingga Emas: Daftar Komoditas Penyebab Inflasi Selama Ramadan 2025

Yono

Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan potensi kenaikan harga sejumlah komoditas yang dapat memicu inflasi selama Ramadan dan Lebaran tahun ini. Inflasi sendiri dapat dipahami sebagai lonjakan harga barang dan jasa secara menyeluruh dalam jangka waktu tertentu, yang pada akhirnya mengurangi daya beli masyarakat. Salah satu penyebab utamanya adalah meningkatnya kebutuhan terhadap barang tertentu yang tidak diimbangi dengan ketersediaan pasokan yang mencukupi.

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan bahwa tren kenaikan harga telah menjadi pola yang berulang dalam beberapa tahun terakhir, terutama saat Ramadan dan Idulfitri.

“Perlu diwaspadai kenaikan harga beberapa komoditas akibat tingginya permintaan menjelang Ramadan dan Idulfitri, seperti daging ayam ras, tarif angkutan udara, telur ayam ras, bawang merah, bawang putih, beras, dan emas perhiasan,” jelas bahan paparan Amalia dalam Konferensi Pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin, 3 Maret 2025.

Komoditas Penyebab Inflasi

BPS mengelompokkan komoditas yang berkontribusi terhadap inflasi Ramadan dan Lebaran ke dalam dua kategori utama, yaitu pangan bergejolak (volatile food) dan harga yang diatur pemerintah (administered prices).

Pada tahun 2022, inflasi selama periode Ramadan dan Idulfitri didorong oleh lonjakan harga minyak goreng, daging ayam ras, tarif angkutan udara, ikan segar, telur ayam ras, kue kering, serta daging sapi. Sementara itu, pada 2023, penyebab utamanya mencakup tarif angkutan udara, bahan bakar minyak, beras, cabai rawit, bawang putih, kontrak rumah, dan daging ayam ras. Di tahun 2024, komoditas yang paling berpengaruh terhadap inflasi meliputi telur ayam ras, daging ayam ras, serta beras.

BPS memprediksi bahwa pola konsumsi masyarakat yang meningkat drastis menjelang Ramadan dan Lebaran akan kembali menjadi faktor utama dalam pergerakan harga tahun ini.

“(Inflasi) karena adanya peningkatan demand atau sisi permintaan menghadapi Ramadan dan juga Lebaran, ini konsumsi masyarakat biasanya relatif tinggi daripada bulan sebelumnya. Untuk berapa nanti inflasi di Ramadan atau pada saat Hari Raya Idulfitri, tentunya akan kami sampaikan saat rilis 1 April (2025),” tutur Amalia.

Situasi Inflasi Awal 2025

Menariknya, meskipun ancaman inflasi menjadi sorotan menjelang Ramadan, Indonesia justru mengalami deflasi pada dua bulan pertama tahun ini. Data BPS menunjukkan bahwa pada Januari 2025 terjadi deflasi sebesar 0,76 persen secara month-to-month (mtm), sementara Februari mencatat deflasi sebesar 0,48 persen. Namun, tren ini diperkirakan akan berubah akibat peningkatan konsumsi selama bulan puasa dan Lebaran.

Ilustrasi Penyebab Inflasi

Sebagai gambaran, menjelang dan selama Ramadan, permintaan terhadap daging ayam ras cenderung melonjak karena banyak keluarga yang mulai mempersiapkan hidangan khas berbuka dan sahur. Jika stok ayam di pasaran terbatas, harga pun akan merangkak naik, yang akhirnya memicu inflasi di sektor pangan. Hal serupa juga terjadi pada tarif angkutan udara, yang biasanya mengalami kenaikan signifikan menjelang arus mudik akibat lonjakan jumlah penumpang.

BPS akan merilis daftar resmi komoditas yang berkontribusi terhadap inflasi Ramadan dan Idulfitri 2025 pada awal April mendatang. Sementara itu, masyarakat diimbau untuk mengelola pengeluaran secara cermat guna meminimalkan dampak lonjakan harga selama periode tersebut.

Also Read

Tags

Leave a Comment