Jack Ma Muncul Kembali, Alibaba Siap Mendominasi Pasar

Sahrul

Pada November 2023, Jack Ma membagikan memo internal di Alibaba, mengimbau perusahaan raksasa e-commerce yang ia dirikan untuk menyesuaikan kembali arah bisnisnya. Saat itu, Alibaba tengah menghadapi salah satu periode paling penuh tantangan. Nilai sahamnya mendekati titik terendah sepanjang sejarah, laju pertumbuhan melambat akibat persaingan ketat, dinamika perubahan dalam jajaran manajemen, serta pengawasan ketat dari pemerintah China.

Jack Ma sendiri hampir tidak pernah muncul di hadapan publik. Namun, pesannya memberikan angin segar bagi Alibaba. Kini, perusahaan tersebut kembali menunjukkan pertumbuhan signifikan dan telah menjelma menjadi salah satu pemain utama dalam bidang kecerdasan buatan (AI) di China maupun dunia, bersaing dengan raksasa seperti OpenAI dan DeepSeek.

Alibaba kembali menjadi kebanggaan bagi pemerintah China. Saham Alibaba yang diperdagangkan di Amerika Serikat secara perlahan melonjak hampir 60% sepanjang tahun ini, meningkatkan valuasi perusahaan lebih dari USD 100 miliar.

“Teknologi China telah bangkit dipimpin oleh Alibaba. Alibaba berada di posisi terdepan untuk mendapatkan keuntungan dari AI dan cloud,” ujar Dan Ives, analis dari Wedbush Securities.

Sebelumnya, kejatuhan Alibaba terjadi dalam waktu yang relatif cepat. Banyak pihak berpendapat bahwa titik awal dari kemunduran tersebut adalah pernyataan Jack Ma pada Oktober 2020 yang secara terbuka mengkritik regulator keuangan China. Pada masa itu, Alibaba berada di puncak kejayaannya sebagai pemain terbesar di sektor e-commerce China. Anak perusahaannya, Ant Group, tengah bersiap untuk mencatatkan sahamnya di bursa.

Namun, hanya dua hari sebelum Ant Group dijadwalkan melakukan IPO di bursa Shanghai dan Hong Kong, pemerintah China membatalkan rencana tersebut. Setelah itu, Alibaba menghadapi pengawasan ketat selama bertahun-tahun. Regulator menjatuhkan sanksi denda, mengharuskan restrukturisasi Ant Group, serta memperkenalkan berbagai kebijakan baru.

Di samping itu, Alibaba juga dihadapkan pada tantangan lain, termasuk kondisi ekonomi China yang masih dalam tahap pemulihan pasca-pandemi Covid-19 serta meningkatnya persaingan dari perusahaan-perusahaan baru seperti Pinduoduo dan Douyin, versi China dari TikTok, yang semakin mendominasi pasar.

Namun kini, seiring dengan upaya China mengatasi tantangan ekonominya, sektor teknologi kembali menjadi fokus utama dalam strategi pemulihan ekonomi. Pada Februari tahun ini, Presiden Xi Jinping menggelar pertemuan langka dengan para pengusaha dan menyerukan agar mereka terus berinovasi serta menunjukkan keunggulan mereka. Dalam pertemuan tersebut, Xi memberikan dukungan bagi bisnis swasta.

Kehadiran Jack Ma dalam pertemuan itu bersama para pemimpin teknologi lainnya menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah kembali memberi dukungan. “Pertemuan Xi dengan Jack Ma mengirim sinyal sangat jelas tentang prioritas pemerintah China saat ini. Pengembangan AI dan pertumbuhan perusahaan swasta jelas penting bagi pertumbuhan ekonomi China dan kami percaya Alibaba mendapat dukungan dari otoritas China,” kata Chelsey Tam dari Morningstar.

Dampak dari pertemuan tersebut terlihat nyata, di mana harga saham Alibaba terus meningkat sepanjang tahun ini. Di bidang kecerdasan buatan, Alibaba juga menunjukkan posisinya sebagai pemimpin. Tidak lama setelah ChatGPT menjadi fenomena global, Alibaba memperkenalkan model AI pertamanya yang diberi nama Tongyi Qianwen atau Qwen.

Sejak saat itu, perusahaan yang berbasis di Hangzhou ini secara agresif meluncurkan berbagai model AI yang mampu melakukan beragam tugas, seperti pembuatan video, teks, dan gambar berdasarkan instruksi pengguna. Kini, kebangkitan Alibaba tampak semakin nyata.

Also Read

Tags

Leave a Comment