Divisi realitas virtual (VR) milik Meta, Reality Labs, mencetak capaian yang cukup besar pada kuartal keempat 2024. Unit bisnis ini berhasil meraup pemasukan senilai USD 1,1 miliar atau sekitar Rp 18 triliun, yang sebagian besar didorong oleh kesuksesan headset VR andalan mereka, Quest 3.
Namun, di balik pencapaian tersebut, Reality Labs justru mengalami kerugian yang jauh lebih besar. Dalam periode yang sama, unit ini mencatat defisit hingga USD 4,97 miliar atau setara dengan Rp 81,6 triliun. Besarnya angka kerugian ini cukup kontras jika dibandingkan dengan dominasi Meta dalam industri game berbasis VR.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan kerugian ini adalah besarnya anggaran yang dialokasikan Meta untuk riset dan pengembangan. Perusahaan induk Facebook ini telah menyiapkan dana antara USD 60 miliar hingga USD 65 miliar untuk belanja modal sepanjang tahun 2025, demi mempercepat realisasi visi mereka dalam dunia digital imersif.
Sebagian besar dana investasi tersebut difokuskan untuk mengembangkan proyek jangka panjang Meta, yakni Metaverse. Hal ini sebagaimana dilaporkan oleh Techspot.
Walaupun mengalami kerugian yang signifikan, Meta tetap berpegang teguh pada komitmennya dalam mengembangkan perangkat keras VR. Langkah ini membawa manfaat bagi para pengembang perangkat lunak dan game karena peningkatan teknologi VR yang dilakukan Meta dapat mendukung kebutuhan pasar yang semakin berkembang.
Sebagai contoh, Quest 3 hadir dengan pembaruan yang lebih canggih dibandingkan generasi sebelumnya. Headset ini memiliki performa GPU yang dua kali lebih cepat, serta peningkatan kemampuan CPU dan memori. Dengan spesifikasi yang lebih kuat, para developer bisa menciptakan aplikasi dan pengalaman VR yang lebih inovatif.
Seri headset Meta Quest pun mendapat predikat sebagai perangkat VR paling diminati berdasarkan survei yang dilakukan oleh State of the Game Industry. Dari hasil survei tersebut, sebanyak 59% pengembang VR/AR memilih Meta Quest sebagai platform utama mereka. Angka ini jauh melampaui pesaing lainnya seperti Steam VR yang hanya mendapat 31%, PlayStation VR 2 dengan 16%, dan Apple Vision Pro yang memperoleh 8%.
Kendati demikian, dominasi Meta di industri VR mungkin tidak akan berlangsung selamanya. Persaingan semakin ketat dengan adanya kabar bahwa Apple sedang menyiapkan versi lebih terjangkau dari Vision Pro. Selain itu, Google dan Samsung juga dikabarkan sedang mengembangkan perangkat Extended Reality (XR) melalui proyek bernama Moohan, yang bisa menjadi ancaman bagi dominasi Meta di masa depan.