Banjirnya permintaan chip AI H20 dari Nvidia semakin menguat setelah peluncuran dan popularitas model kecerdasan buatan (AI) DeepSeek. Sejumlah perusahaan asal China berlomba-lomba menambah jumlah pemesanan chip ini, meskipun sebelumnya sempat beredar spekulasi bahwa teknologi DeepSeek, yang diklaim tidak membutuhkan daya komputasi tinggi, bisa mengurangi ketergantungan pada perangkat keras Nvidia.
Fakta di lapangan justru menunjukkan sebaliknya. Menurut informasi yang diperoleh Reuters dari dua sumber terpercaya, raksasa teknologi seperti Tencent, Alibaba, dan ByteDance termasuk di antara perusahaan yang meningkatkan pemesanan chip H20. Kendati tambahan pesanan mereka terbilang moderat, tren ini mengindikasikan ketahanan Nvidia dalam industri chip AI.
Tak hanya para pemain besar, sejumlah perusahaan yang bergerak di sektor kesehatan serta pendidikan juga turut mengadopsi server AI berbasis chip H20 untuk mengoperasikan model DeepSeek. Sebelumnya, hanya entitas di bidang keuangan dan telekomunikasi yang memiliki kapasitas finansial cukup besar untuk menginvestasikan dana ke dalam infrastruktur AI tingkat lanjut, sebagaimana diberitakan oleh Reuters pada Selasa (25/2/2025).
Chip H20 sendiri merupakan varian yang dikembangkan Nvidia khusus untuk pasar China. Kemampuan perangkat ini telah dikurangi secara signifikan dibandingkan dengan seri H100, H200, dan H800, sebagai bentuk kepatuhan terhadap regulasi ekspor Amerika Serikat yang diberlakukan di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden.
Namun, lanskap kebijakan ekspor AS tampaknya akan semakin ketat. Presiden Donald Trump dikabarkan sedang merancang langkah-langkah tambahan guna membatasi pengiriman chip H20 ke China, dengan pertimbangan bahwa model AI seperti DeepSeek dapat mengurangi kebutuhan terhadap chip dengan spesifikasi tinggi.
Sementara itu, Nvidia memilih untuk tidak memberikan pernyataan terkait lonjakan permintaan chip H20 di pasar China. Meski begitu, perusahaan tersebut tetap menegaskan bahwa produk mereka memiliki daya saing yang kuat di industri. Hingga saat ini, Tencent, Alibaba, dan ByteDance juga belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar mengenai fenomena ini.