Petani di Desa Leuhan, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, baru saja selesai mengangkut tandan buah segar (TBS) kelapa sawit pasca-panennya pada Selasa (18/2/2025). Aktivitas tersebut mencerminkan bagian dari kesuksesan sektor perkebunan yang terus berkembang di Indonesia, terutama terkait dengan ekspor komoditas perkebunan yang menjadi salah satu tulang punggung perekonomian negara.
Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) melaporkan bahwa penerimaan pungutan dari ekspor komoditas perkebunan dan produk turunannya pada 2024 tercatat sebesar Rp25,76 triliun. Capaian tersebut tidak hanya berhasil melampaui target yang telah ditetapkan sebesar Rp25 triliun, tetapi juga menunjukkan optimisme yang lebih besar bagi sektor ini di masa depan.
Angka tersebut, yang menjadi simbol keberhasilan sektor perkebunan, menggambarkan kontribusi signifikan dari komoditas seperti kelapa sawit, karet, kopi, dan lainnya. Pungutan ekspor tersebut bukan sekadar angka, melainkan hasil dari kerja keras petani yang terus berusaha memenuhi permintaan pasar global.
Kenaikan penerimaan pungutan ekspor ini juga menjadi gambaran positif bagi Indonesia sebagai salah satu produsen utama komoditas perkebunan dunia. Pencapaian ini tidak hanya berkat faktor-faktor eksternal, seperti permintaan global, tetapi juga hasil dari kebijakan yang mendukung pengembangan sektor perkebunan dalam negeri.
Sementara itu, meskipun sektor ini menunjukkan tren positif, tantangan tetap ada, seperti fluktuasi harga global dan dampak perubahan iklim. Namun, capaian yang melebihi target ini menjadi sinyal bahwa sektor perkebunan Indonesia tetap memiliki daya saing tinggi di pasar internasional.
Dengan hasil ini, harapan terhadap peningkatan kesejahteraan petani dan keberlanjutan industri perkebunan Indonesia semakin menguat, sekaligus menjadi bukti nyata bahwa sektor ini memainkan peran penting dalam memacu pertumbuhan ekonomi nasional.