Kedekatan Elon Musk dengan pemerintahan Donald Trump, dukungannya terhadap partai sayap kanan di Eropa, serta berbagai kontroversi yang mengiringinya tampaknya memberikan dampak besar terhadap Tesla. Selain itu, persaingan yang semakin ketat di industri kendaraan listrik turut memperumit situasi perusahaan tersebut.
Menurut laporan CNBC pada Selasa (11/3/2025), valuasi pasar Tesla mengalami penurunan drastis lebih dari 50%, yang setara dengan USD 800 miliar, akibat anjloknya harga saham.
Dalam wawancara eksklusif dengan Fox News, sang miliarder ternama itu mengungkapkan bahwa ia menghadapi tantangan besar dalam menjalankan bisnisnya. “Bagaimana Anda menjalankan bisnis Anda yang lain?” tanya presenter Larry Kudlow.
“Dengan kesulitan yang besar. Yah, begitulah,” jawab Musk. Sebelumnya, melalui akun X miliknya, Musk memberikan tanggapan terkait merosotnya saham Tesla. “Itu (harga saham) akan baik-baik saja dalam jangka panjang,” tulisnya dengan nada optimistis.
Pada awalnya, hubungan erat Musk dengan pemerintahan Trump disambut baik oleh para investor. Namun, kebijakan kontroversialnya, termasuk pemutusan hubungan kerja besar-besaran terhadap pegawai pemerintahan, tampaknya menimbulkan keresahan di berbagai kalangan.
Saat berbincang dengan Fox News, Musk terlihat tidak terlalu memusingkan hal tersebut. Ia menyatakan bahwa saat ini terdapat sekitar 100 pegawai di Department of Government Efficiency (DOGE) yang ia pimpin, dan jumlah itu mungkin akan bertambah hingga 200 orang dalam waktu dekat.
Sejak DOGE beroperasi, jumlah pegawai pemerintah federal mengalami penurunan hingga 10.000 posisi pada Februari lalu. Musk menegaskan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan memangkas pengeluaran negara.
“Saya di sini hanya mencoba membuat pemerintah lebih efisien, menghilangkan pemborosan dan penipuan, dan sejauh ini kami benar-benar membuat kemajuan yang baik. Penghematan kami saat ini melebihi USD 4 miliar per hari. Jadi ini sangat signifikan,” klaimnya.
Dengan berbagai langkah yang diambil, perjalanan Tesla dan kebijakan Musk dalam pemerintahan terus menjadi sorotan publik. Apakah strategi ini akan membawa perubahan positif atau justru semakin memperumit situasi, masih menjadi tanda tanya besar di kalangan pengamat ekonomi dan politik.