ebuah insiden memilukan terjadi di salah satu pesantren yang berlokasi di Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Seorang santri kehilangan nyawa setelah terlibat dalam perkelahian dengan santri lainnya.
Kejadian ini berlangsung pada Rabu, 5 Maret 2025, sekitar pukul 01.30 WIB. Kapolsek Ibun, Iptu Deny Fourtjahjanto, mengonfirmasi bahwa peristiwa tersebut benar adanya.
“Betul, korban dan tersangka santri dari situ juga,” ujar Deny dalam pesan singkat yang diterima pada Kamis, 6 Maret 2025.
Kronologi Kejadian
Berdasarkan keterangan polisi, kejadian bermula saat seorang saksi mendengar teriakan dari asrama putri. Ketika dicek, ditemukan seorang santri berinisial A (14) sedang menyerang santriwati berinisial F (20) dengan senjata tajam berupa cerulit.
Usai melakukan aksinya, santri A langsung melarikan diri dari lokasi.
“Ya setelah itu semua santri mencari keberadaan si A itu,” lanjut Deny.
Tak berselang lama, seorang santri laki-laki berinisial F (23) berinisiatif membawa korban ke fasilitas kesehatan terdekat. Namun, di tengah perjalanan, rombongan tersebut berpapasan dengan santri A yang sebelumnya menyerang santriwati.
Santri F (23) kemudian turun dan menyerang santri A dengan sebilah golok.
“Jadi keduanya bawa golok, akhirnya santri perempuan yang dianiaya oleh A dan juga si A ini ikut dibawa ke dalam mobil karena terluka. Santriwati itu menderita lima luka tusukan,” jelas Deny.
Kondisi santriwati saat ditemukan cukup mengenaskan. Pakaian bagian bawahnya tampak dalam keadaan tidak wajar, menimbulkan dugaan adanya unsur kekerasan lain dalam kejadian ini.
“Soalnya kondisi santriwatinya celana sudah terbuka, tapi celana dalam belum terbuka. Apakah ditarik, atau mau terjadi pemerkosaan, karena kita belum bisa ngambil keterangan yang bersangkutan masih dirawat di rumah sakit,” ungkap Deny.
Penyerahan Diri dan Proses Hukum
Setelah peristiwa berdarah tersebut, santri F (23) menyerahkan diri ke Polsek Ibun. Sementara itu, santri A yang mengalami luka akibat serangan balik, sempat mendapatkan perawatan medis. Namun, nyawanya tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.
“Saat ini perkara kami limpahkan ke Polresta Bandung untuk ditangani,” tegas Deny.
Kejadian ini kembali menyoroti maraknya kasus kekerasan di lingkungan pendidikan berbasis keagamaan. Diperlukan perhatian serius dari berbagai pihak agar lingkungan pesantren tetap menjadi tempat yang aman bagi para santri untuk menuntut ilmu.