Transaksi BEI Mingguan dan Harian Turun 3,74%: Apa Penyebabnya?

Yono

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan kenaikan 2,48 persen pada pekan ini, mencapai level 6.803,001 dari posisi 6.638,459 pada minggu sebelumnya. Meskipun demikian, rata-rata nilai transaksi harian justru mengalami penurunan sebesar 3,74 persen menjadi Rp11,78 triliun dibandingkan pekan lalu yang tercatat sebesar Rp12,24 triliun.

Menurut keterangan resmi BEI pada Sabtu, 22 Februari 2025, beberapa indikator perdagangan saham masih berada di zona hijau. Rata-rata volume transaksi harian meningkat signifikan sebesar 18,99 persen, mencapai 18,38 miliar saham dari pekan lalu yang berada di angka 15,45 miliar saham.

Selain itu, frekuensi transaksi harian juga mengalami kenaikan sebesar 6,17 persen menjadi 1,23 juta transaksi dari 1,16 juta transaksi pada minggu sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas perdagangan meski nilai transaksi mengalami penurunan.

Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, menyampaikan, “Kapitalisasi pasar saham minggu ini meningkat sebesar 3,37 persen menjadi Rp11.786 triliun dari Rp11.401 triliun pada minggu sebelumnya.”

Investor Asing Masih Melakukan Aksi Jual Bersih

Investor asing pada hari ini tercatat melakukan aksi jual bersih senilai Rp705,15 miliar. Sepanjang tahun 2025, total aksi jual bersih yang dilakukan oleh investor asing mencapai Rp11,68 triliun. Hal ini menunjukkan adanya tren keluar modal asing meskipun indeks mengalami kenaikan.

Pencatatan Obligasi dan Sukuk Baru di BEI

Pada periode 17-21 Februari 2025, BEI mencatatkan dua obligasi dan satu sukuk baru. Pada Senin, 17 Februari 2025, Obligasi Berkelanjutan VI Adira Finance Tahap V Tahun 2025 yang diterbitkan oleh PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk mulai diperdagangkan di BEI dengan nilai nominal Rp2,066 triliun. Berdasarkan hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), obligasi ini memperoleh peringkat idAAA (Triple A) dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat.

Pada hari yang sama, Obligasi Berkelanjutan VII Sarana Multigriya Finansial Tahap VIII Tahun 2025 yang diterbitkan oleh PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) juga mulai tercatat di BEI dengan nilai nominal Rp704,92 miliar. Selain itu, Sukuk Musyarakah Berkelanjutan I Sarana Multigriya Finansial Tahap IV Tahun 2025 (SKSMFP01CN4) dengan nilai nominal Rp362,8 miliar turut dicatatkan. Kedua efek ini memperoleh peringkat idAAA (Triple A) dan idAAAsy (Triple A Syariah) dari Pefindo, dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat.

Dengan pencatatan tersebut, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI sepanjang tahun 2025 mencapai 16 emisi dari 12 emiten dengan nilai total Rp18,39 triliun. Saat ini, terdapat 602 emisi obligasi dan sukuk yang masih tercatat di BEI dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp484,86 triliun dan USD85,70 juta yang diterbitkan oleh 134 emiten.

Selain itu, di BEI juga tercatat 192 seri Surat Berharga Negara (SBN) dengan nilai nominal Rp6.097,37 triliun dan USD502,10 juta. Tak hanya itu, delapan emisi Efek Beragun Aset (EBA) senilai Rp2,41 triliun juga masih tercatat di BEI.

Prospek Pasar Saham ke Depan

Meskipun terjadi kenaikan pada IHSG dan volume perdagangan, penurunan rata-rata nilai transaksi harian serta aksi jual bersih dari investor asing menunjukkan adanya kewaspadaan pasar. Para pelaku pasar akan terus memantau perkembangan global dan domestik yang memengaruhi pergerakan indeks di pekan berikutnya.

Dengan tren yang bervariasi ini, para investor disarankan untuk lebih selektif dalam mengambil keputusan investasi, mengingat fluktuasi yang masih mungkin terjadi di pasar saham Indonesia

Also Read

Tags

Leave a Comment