Demi Bertahan, Petronas Dikabarkan Akan Pangkas Karyawan

Sahrul

Perusahaan minyak dan gas asal Malaysia, Petronas, dikabarkan tengah merancang strategi pengurangan jumlah tenaga kerja sebagai langkah untuk menjaga stabilitas bisnisnya. Langkah ini diambil guna memastikan perusahaan tetap mampu berkontribusi dalam pembangunan nasional, meski harus menghadapi tekanan ekonomi global.

“Upaya Petronas untuk menyesuaikan ukuran perusahaan adalah untuk memastikan bahwa perusahaan minyak nasional dapat terus berkontribusi pada pembangunan bangsa,” ujar Presiden dan CEO Petronas, Tengku Tan Sri Muhammad Taufik, seperti dikutip dari Malay Mail, Minggu (9/2/2025).

Saat ini, Petronas memiliki total tenaga kerja sekitar 52.000 orang, di mana 16.000 di antaranya merupakan pekerja utama yang menjadi tulang punggung operasional perusahaan.

Tantangan Industri dan Dinamika Global

Dalam pernyataannya, Taufik menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi dalam industri minyak dan gas dunia menuntut perusahaan untuk terus beradaptasi. Ia juga menekankan bahwa langkah restrukturisasi ini seharusnya dilakukan sejak lama guna memastikan daya saing perusahaan tetap terjaga.

Sejak pertama kali berdiri, Petronas telah menyumbangkan sekitar 1,5 triliun ringgit melalui berbagai bentuk kontribusi, seperti dividen, pajak, dan dana perwalian nasional.

“Petronas adalah perusahaan minyak nasional (NOC) tetapi selalu beroperasi sebagai perusahaan minyak internasional (IOC). Dan pesaing kami juga telah membuat keputusan yang sulit,” terang Taufik.

Ia menambahkan bahwa secara global, margin keuntungan di sektor minyak dan gas mengalami penurunan signifikan. Jika sebelumnya industri ini mampu meraih margin antara 40 hingga 45 persen, kini angkanya telah menyusut menjadi 20 persen. Bahkan, dalam proyeksi terbaru, margin tersebut bisa semakin turun hingga kisaran 16-18 persen.

Fokus pada Keberlanjutan dan Efisiensi

Dalam menghadapi tantangan ini, Petronas berencana untuk tetap berkontribusi terhadap pembangunan nasional dengan berinvestasi di sektor energi hijau dan energi terbarukan. Untuk itu, perusahaan harus memastikan bahwa tenaga kerja yang dimiliki memiliki keterampilan yang sesuai dengan tuntutan pasar saat ini.

“Petronas harus memutuskan apakah akan tetap relevan, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di pasar tempat ia beroperasi dan terus berinvestasi,” lanjutnya.

Menurut Taufik, transformasi perusahaan harus mencerminkan kebutuhan pasar global yang kini lebih mengutamakan solusi energi yang lebih efisien, berkelanjutan, dan terjangkau. Oleh sebab itu, tenaga kerja yang dimiliki juga harus mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut.

“Kita tidak dapat memiliki tenaga kerja yang tidak cocok untuk menjalankan solusi paket tangkas yang diminta pasar saat ini (yang melibatkan) energi yang terjangkau, aman, dan lebih berkelanjutan,” imbuhnya.

Setelah melewati 50 tahun perjalanan bisnisnya, Petronas kini harus menyiapkan langkah strategis agar tetap relevan di masa mendatang. Perusahaan akan terus berusaha mempertahankan kinerja tinggi dengan fokus pada produktivitas, inovasi, dan keberlanjutan.

“(Yaitu) perusahaan yang didorong oleh produktivitas, inovasi, keberlanjutan, dan komitmen terhadap keunggulan,” terang dia.

Proses PHK Dilakukan dengan Pendekatan Terhormat

Taufik memastikan bahwa proses penyesuaian jumlah karyawan akan dilakukan dengan pendekatan yang menghormati hak-hak pekerja. Saat ini, pemetaan pekerjaan dan perencanaan sedang dilakukan untuk menentukan posisi yang terdampak oleh kebijakan ini.

Karyawan yang terkena dampak pemutusan hubungan kerja akan diberi tahu pada paruh kedua tahun 2025. Seluruh proses ini diharapkan bisa selesai sebelum tahun berakhir.

“Mereka akan diberikan pesangon yang diperlukan,” yakinnya.

Dengan strategi ini, Petronas berharap dapat tetap bertahan di tengah persaingan global yang semakin ketat serta mempertahankan kontribusinya dalam sektor energi dan pembangunan nasional Malaysia.

Also Read

Tags

Leave a Comment