Tesla Terpuruk, Investor Geram Tuntut Janji Elon Musk

Sahrul

Tesla, perusahaan otomotif raksasa yang dikenal dengan mobil listrik canggihnya, menghadapi masa-masa sulit yang semakin mendorong ketegangan di antara para investor. Dalam laporan keuangan kuartal pertama 2025, Tesla melaporkan penurunan signifikan yang memicu kekhawatiran. Pendapatan perusahaan merosot 9%, turun dari USD 21,3 miliar pada tahun sebelumnya menjadi hanya USD 19,34 miliar. Yang lebih mencolok, pendapatan dari sektor otomotif mengalami penurunan drastis sebesar 20%, dari USD 17,4 miliar menjadi USD 14 miliar.

Penyusutan tersebut berdampak pada laba bersih yang terjun bebas hingga 71%, menyentuh angka USD 409 juta. Kondisi ini semakin memperburuk citra Tesla, yang seolah terjebak dalam gelombang masalah. Banyak pihak menyoroti bahwa CEO Tesla, Elon Musk, lebih banyak menghabiskan waktunya untuk urusan politik, seperti memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) di Washington, D.C., serta mendukung partai AfD di Jerman yang kontroversial. Selain itu, dukungan Musk terhadap partai sayap kanan ini memicu protes yang meluas di AS dan Eropa.

Sementara itu, persaingan di pasar global semakin ketat. Di China, Tesla kesulitan menghadapi para pesaing yang semakin berkembang dan menawarkan produk dengan harga yang lebih terjangkau, menjadikan Tesla semakin terpojok. Dengan masa depan yang tidak pasti, para investor mulai mendesak Musk untuk memberikan jawaban atas dua pertanyaan mendesak: kapan kendaraan Tesla yang lebih terjangkau akan diluncurkan, dan apakah rencana taksi otonom atau robotaxi akan berjalan sesuai jadwal?

Menanggapi hal ini, Tesla mengungkapkan harapan besar mereka untuk meluncurkan versi lebih terjangkau dari Model Y, mobil terlaris mereka, pada paruh pertama tahun 2025. Di samping itu, mereka juga menegaskan akan meluncurkan layanan robotaxi tanpa pengemudi di Austin pada bulan Juni dan berharap bisa mengoperasikan sebagian besar armadanya pada tahun berikutnya.

Elon Musk, dalam pernyataan yang mengundang spekulasi, mengungkapkan, “Akan ada jutaan Tesla beroperasi otonom paruh kedua tahun ini. Bisakah Anda tidur di mobil kami dan bangun di tempat tujuan Anda? Saya yakin itu akan tersedia di banyak kota di AS pada akhir tahun ini.”

Namun, pendapat ini mendapatkan tanggapan skeptis dari banyak pihak, termasuk Sam Abuelsamid, seorang analis otomotif dari Telemetry Insight, yang meragukan kemampuan sistem Tesla. “Sistem tersebut tak cukup kuat untuk beroperasi tanpa pengawasan. Sistem ini masih membuat terlalu banyak kesalahan, yang bisa menyebabkan kecelakaan,” katanya.

Tantangan lainnya, Musk juga berjanji untuk mengurangi keterlibatannya dalam urusan politik. “Sekarang setelah pekerjaan utama mendirikan Departemen Efisiensi Pemerintah selesai, saya akan mengalokasikan lebih banyak waktu untuk Tesla,” ujar Musk. Meskipun demikian, Musk menegaskan bahwa ia tetap akan melanjutkan keterlibatannya dalam DOGE selama masa jabatan Presiden Trump, dengan rencana menghabiskan satu hingga dua hari dalam seminggu untuk menangani masalah pemerintahan.

Namun, masa depan Tesla yang penuh tantangan ini menuntut lebih banyak dari sekadar janji. Investor berharap Elon Musk dapat segera mewujudkan visi ambisiusnya dan kembali menempatkan perusahaan pada jalur yang benar. Waktu akan menguji seberapa besar kemampuan Musk dalam membawa Tesla keluar dari krisis ini.

Also Read

Tags

Leave a Comment