Pemerintah Vietnam berencana menurunkan tarif untuk sejumlah produk asal Amerika Serikat (AS), termasuk gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) serta kendaraan impor. Kebijakan ini diambil sebagai langkah strategis guna menghindari potensi pengenaan tarif yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap negara-negara yang memiliki surplus perdagangan dengan AS.
Kepala Departemen Kebijakan Pajak Kementerian Keuangan Vietnam, Nguyen Quoc Hung, mengungkapkan bahwa tarif impor LNG asal AS akan dipangkas dari 5% menjadi 2%. Sementara itu, bea masuk mobil akan dipangkas menjadi 32% dari rentang tarif sebelumnya yang berkisar antara 45% hingga 64%, serta tarif etanol akan dikurangi dari 10% menjadi 5%.
“Pemotongan tarif tersebut ditujukan untuk meningkatkan neraca perdagangan dengan mitra dagang,” kata Hung dalam keterangannya di situs Kementerian Keuangan Vietnam, dikutip dari Reuters, Rabu (26/3/2025).
Selain penyesuaian tarif impor, pemerintah Vietnam juga telah memberikan izin bagi layanan internet berbasis satelit milik AS, Starlink, untuk beroperasi di negaranya. Keputusan ini dinilai oleh sejumlah analis sebagai bagian dari upaya Vietnam untuk menghindari dampak kebijakan tarif AS yang lebih luas.
Saat ini, pemerintahan Trump telah menerapkan kebijakan tarif impor yang cukup agresif. Beberapa negara telah merasakan dampaknya, di mana tarif 10% dikenakan pada produk energi dan 25% pada barang-barang lain dari Kanada, sementara Meksiko juga menghadapi tarif 25%, dan China dikenakan bea masuk sebesar 10%. Sejumlah negara lain diperkirakan akan menjadi target berikutnya dalam kebijakan perdagangan AS.
Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan bahwa negara-negara yang mencatatkan surplus perdagangan dengan AS, termasuk China, Vietnam, dan Indonesia, berpotensi menghadapi tarif tambahan dari kebijakan ekonomi pemerintahan Trump.
Sri Mulyani menyoroti bahwa sejak Trump kembali menjabat sebagai Presiden AS, arah kebijakan ekonomi global mengalami perubahan signifikan, dari yang sebelumnya berbasis multilateralisme menjadi lebih condong ke pendekatan unilateralisme atau keputusan sepihak. Hal ini tercermin dalam kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh AS terhadap sejumlah negara mitra dagangnya.
“Ini yang disebut the war game sekarang di bidang ekonomi. Trade yang tadinya berdasarkan the rule base bisa secara sepihak diubah dan Presiden Trump mengincar negara yang memiliki surplus terhadap AS,” ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTA di Jakarta Pusat, Kamis (13/3/2025).
Keputusan Vietnam untuk menyesuaikan tarif diharapkan dapat memperkuat hubungan dagang dengan AS dan menghindari potensi hambatan dalam ekspor-impor. Dengan dinamika kebijakan perdagangan global yang semakin kompleks, berbagai negara kini mulai mengambil langkah-langkah strategis guna menjaga stabilitas ekonomi nasionalnya.