Pemerintah tengah menjalankan strategi efisiensi anggaran yang menghasilkan penghematan hingga Rp 300 triliun. Langkah ini sempat menjadi perbincangan di tengah masyarakat, terutama terkait dampaknya terhadap program-program strategis.
Menanggapi hal ini, Utusan Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi, Hashim S Djojohadikusumo, menegaskan bahwa kebijakan tersebut bukanlah pemangkasan, melainkan realokasi anggaran ke sektor yang lebih prioritas. Dengan demikian, tidak ada program penting yang akan kehilangan pendanaan.
“Rp 300 triliun penghematan itu bukan pengurangan, tidak berarti anggaran dikurangi. Itu ada realokasi dari program-program yang dulunya tidak perlu,” ujar Hashim dalam acara Economic Outlook 2025 yang digelar di Westin Hotel Jakarta, Rabu (26/2/2025).
Dari Program yang Dinilai Tak Urgen ke Sektor Prioritas
Hashim menjelaskan bahwa sebelumnya terdapat sejumlah program yang dianggap kurang esensial dan justru menghabiskan anggaran tanpa manfaat signifikan. Oleh karena itu, anggaran yang sebelumnya dialokasikan untuk program-program tersebut kini dialihkan ke program yang lebih berdampak nyata bagi masyarakat, salah satunya Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Program-program yang dulunya tidak perlu, yang saya bilang konyol beberapa hari lalu, dapat perhatian warganet, itu nanti akan realokasi ke program-program yang perlu, antara lain MBG,” jelasnya.
Pemerintah sendiri telah menetapkan anggaran Rp 71 triliun untuk program MBG pada tahun 2025. Namun, ke depan, anggaran ini bisa bertambah hingga Rp 100 triliun guna memastikan pelaksanaannya berjalan optimal.
Dampak Ekonomi: Berpotensi Meningkatkan Pertumbuhan Hingga 1,99%
Lebih lanjut, Hashim mengungkapkan bahwa berdasarkan kajian dari Kementerian PPN/Bappenas, program MBG diyakini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga 1,99%. Hal ini menjadi faktor yang mendorong keyakinan bahwa perekonomian Indonesia dapat melesat hingga 8% dalam beberapa tahun ke depan.
“Kita tambah lagi dari Rp 171 triliun, menambah lagi bahkan sampai bisa ratusan triliun lebih. Ini akan menambah pertumbuhan ekonomi. Kalau tidak salah, saya dapat angka-angka dari kawan-kawan di Bappenas, bisa sampai 1,99%. Itu hanya dari MBG,” tuturnya.
Hashim menambahkan bahwa program ini akan memberikan efek berantai bagi perekonomian, terutama sektor pertanian dan peternakan. Dengan meningkatnya permintaan bahan pangan seperti telur, sayuran, daging ayam, dan susu, roda perekonomian di pedesaan akan semakin bergerak dinamis.
“Kenapa? Karena uang ini akan masuk ke real economy. Real economy berarti apa? Nanti diperlukan 82 juta butir telur tiap hari. Jadi perlu sayur-sayuran, perlu daging ayam, perlu susu, perlu banyak hal untuk menjadi input, untuk jadi menu dari makanan gratis ini (ekonomi berputar di desa),” tambahnya.
Kesimpulan
Dengan adanya strategi efisiensi ini, pemerintah berupaya memastikan bahwa anggaran negara digunakan secara lebih produktif. Hashim menekankan bahwa langkah ini bukan sekadar pemangkasan anggaran, tetapi sebuah strategi untuk mengoptimalkan penggunaan dana ke sektor yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat luas.