Sebagai langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga serta pasokan pangan selama bulan Ramadan, pemerintah menggelar operasi pasar murah di berbagai Kantor Pos di seluruh Indonesia. Program ini bertujuan agar masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga lebih terjangkau. Namun, apakah langkah ini berhasil menarik perhatian pembeli?
Salah satu titik operasi pasar murah ini berada di Kantor Pos yang terletak di Jalan Matraman Raya, Jatinegara, Jakarta Timur. Spanduk besar bertuliskan ‘Operasi Pasar Pangan Murah’ terpampang di depan gedung, memberikan sinyal kepada masyarakat bahwa bahan kebutuhan pokok tersedia di lokasi tersebut.
Namun, suasana di dalam Kantor Pos justru tampak sepi dari pembeli. Tidak terlihat rak-rak khusus yang menampilkan produk pangan murah. Kepala Kantor Pos Jatinegara, Edi, menjelaskan bahwa di lokasi ini memang tidak tersedia etalase khusus untuk memajang barang kebutuhan pokok. Ia menambahkan bahwa hanya beberapa komoditas seperti beras, minyak, dan gula yang disediakan di sini, sementara produk daging tidak tersedia karena keterbatasan fasilitas penyimpanan dingin.
“Yang lebih lengkap ada di KCU Pemuda. Berbeda kalau di sini karena tidak ada penyimpanan dagingnya, jadi tidak bisa dikirim dagingnya. Kalau di sini kita hanya gula sama beras sama minyak,” ujar Edi.
Walaupun tampak lengang, Edi menegaskan bahwa program ini tetap mendapatkan respons positif dari masyarakat setempat. Beberapa stok pangan bahkan cepat habis dalam hitungan hari.
“Alhamdulillah ada setiap hari transaksi, kan sampai Lebaran, sampai tanggal 29 Maret. Ada sih transaksi tiap hari. Kalau lengkap sih banyak yang cari,” tambahnya.
Beranjak ke lokasi lain, Kantor Pos di Jalan Pemuda, Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur, menjadi titik utama distribusi pangan murah di wilayah ini. Berbeda dari suasana di Jatinegara, di sini terlihat antrean masyarakat yang cukup panjang, menandakan tingginya minat warga untuk membeli bahan pokok dengan harga lebih rendah.
Di lokasi ini, tersedia konter khusus untuk penjualan bahan pangan murah. Produk seperti minyak goreng, gula pasir, dan beras terpajang rapi di tempat tersebut. Berbagai kebutuhan pokok bisa didapatkan dengan harga lebih rendah dari Harga Eceran Tertinggi (HET). Operasi pasar ini berlangsung sejak 24 Februari 2025 dan akan berakhir pada 29 Maret 2025.
Dalam penyelenggaraan operasi pasar ini, PT Pos Indonesia (Persero) mendapat tugas sebagai penyedia lokasi, sementara pasokan bahan pangan berasal dari ID Food, Perum Bulog, serta PT Perkebunan Nusantara III. Adapun delapan komoditas yang dijual dengan harga lebih rendah dibanding HET meliputi:
- Beras premium Rp 72.000/5 kg (HET: Rp 79.000/5 kg)
- Beras SPHP Rp 60.000/5 kg (HET: Rp 62.200/5 kg)
- Gula pasir Rp 15.000/kg (HET: Rp 17.500/kg)
- MinyaKita Rp 14.700/liter (HET: Rp 15.700/liter)
- Daging kerbau Rp 75.000/kg (HET: Rp 80.000/kg)
- Daging ayam Rp 34.000/kg (HAP: Rp 40.000/kg)
- Telur ayam Rp 27.000/kg
- Bawang putih Rp 32.000/kg (HAP: Rp 38.000/kg)
Dengan adanya program ini, pemerintah berharap masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangan selama Ramadan tanpa harus mengeluarkan biaya yang terlalu besar. Apakah inisiatif ini bisa menjadi solusi efektif dalam menjaga stabilitas harga pangan? Waktu yang akan menjawab.