Kelangkaan Kelapa Parut, Harga Melonjak hingga Rp 20.000 per Butir

Sahrul

Jelang Lebaran 2025, harga kelapa parut mengalami lonjakan signifikan, bahkan hampir dua kali lipat dari harga normal. Kini, harga per butir kelapa parut berada di kisaran Rp 17.000 hingga Rp 20.000, jauh lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.

Di berbagai pasar, harga kelapa parut bervariasi tergantung pada lokasi dan pemasok. Hery (35), seorang pedagang kelapa parut di Pasar Senen, mengungkapkan bahwa harga jual kelapa parut kini mencapai Rp 20.000 per butir. Jika sudah diolah menjadi santan, harganya meningkat menjadi Rp 35.000 per kilogram. Ia pun menegaskan bahwa kenaikan harga ini hampir 100% dari kondisi normal.

“Kenaikan hampir 100% dari harga normal. Biasanya kan cuma Rp 8.000. Sekarang itu Rp 17.000-20.000 per butir. Kalau santan Rp 35.000 per kg,” katanya.

Menurut Hery, lonjakan harga ini bukan semata-mata karena meningkatnya permintaan saat Lebaran, melainkan lebih disebabkan oleh terbatasnya pasokan kelapa. Ia menjelaskan bahwa pemasok kelapa dari Palembang kini lebih memprioritaskan ekspor, sehingga stok dalam negeri menjadi terbatas.

“Ini kenaikan terjadi karena ekspor. Bukan karena Lebaran, tapi saingannya sama ekspor,” jelasnya.

Dampak dari kenaikan harga ini cukup terasa dalam penjualan. Hery menyebutkan bahwa biasanya menjelang Lebaran ia mampu menjual hingga 500 butir kelapa per hari. Namun, dengan harga yang semakin mahal, penjualannya kini turun drastis hingga hanya sekitar 200 butir per hari.

“Biasanya itu per hari itu 500 butir. Sekarang itu kalau mahal begini setengahnya lah. Mungkin mereka lari ke bikin soup daripada bikin rendang, kelapanya mahal,” tuturnya.

Hal senada diungkapkan oleh Haji Dani (46), pedagang kelapa parut lainnya. Menurutnya, kenaikan harga yang terjadi bukan sekadar naik, tetapi sudah “pindah harga”. Ia menyoroti bahwa harga kelapa dari bandar kini sudah melampaui Rp 10.000 per butir, padahal sebelumnya hanya sekitar Rp 5.200.

“Kita ngejual Rp 15.000, dulu mah dari bandar cuma Rp 5.200an dijual Rp 7.000. Ini tuh udah pindah harga, bukan naik lagi,” ujarnya.

Kenaikan harga ini juga dirasakan oleh konsumen. Hilda, salah satu pembeli, mengaku keberatan dengan harga kelapa yang semakin mahal. Ia harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk mendapatkan kelapa parut demi kebutuhan memasak hidangan Lebaran.

“Biasanya Rp 13.000 sudah dapat, sekarang Rp 20.000. Sebenarnya keberatan, cuma ini momen Lebaran mau nggak mau ya harus beli buat bikin makanan (Rendang),” katanya.

Dengan terus meningkatnya harga kelapa parut, banyak pihak berharap adanya solusi agar stok kelapa di dalam negeri tetap terjaga dan harga tidak semakin memberatkan masyarakat.

Also Read

Tags

Leave a Comment