Luhut Bandingkan RI dengan Tetangga: Investasi Asing Masih Tertinggal

Sahrul

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menyoroti posisi Indonesia yang masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga dalam hal rasio aset perbankan, kapitalisasi pasar modal, serta aset asuransi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Tak hanya itu, aliran investasi langsung asing (Foreign Direct Investment/FDI) ke Indonesia juga jauh di bawah Singapura, Vietnam, dan Dubai, sementara tren arus modal keluar semakin meningkat dan telah mencapai rata-rata USD 20 miliar per tahun.

“Jika kondisi ini tidak diatasi, industrialisasi, infrastruktur, dan pertumbuhan usaha produktif akan sulit berkembang optimal,” ujar Luhut dalam unggahan di akun Instagram resminya (@luhut.pandjaitan), Jumat (21/3/2025).

Sebagai respons atas tantangan tersebut, pemerintah tengah mengembangkan strategi baru dengan membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pusat Keuangan yang dilengkapi dengan Family Office serta berbagai instrumen keuangan lainnya. Kawasan ini diharapkan dapat menjadi pusat kendali investasi global yang terintegrasi dengan berbagai sektor riil di Indonesia.

DEN mengusulkan agar KEK Pusat Keuangan ini berlokasi di Bali, sebuah destinasi yang telah lama dikenal sebagai “surga kerja” bagi para investor internasional. Selain memiliki daya tarik wisata kelas dunia, Bali juga menawarkan lingkungan yang nyaman dan infrastruktur yang mendukung ekosistem bisnis global.

“Salah satu lokasi yang kami kaji adalah Bali, yang sudah dikenal sebagai work heaven bagi investor global dan akan menjadi salah satu kandidat wilayah Indonesia Financial Centre,” jelas Luhut.

Agar proyek ini sukses, pemerintah berencana membangun fasilitas berstandar internasional seperti sekolah, rumah sakit, kawasan hunian eksklusif, dan perkantoran modern. Infrastruktur ini tidak hanya akan mendukung kelangsungan bisnis, tetapi juga menciptakan lingkungan yang nyaman bagi para profesional dan keluarga mereka.

KEK Pusat Keuangan ini diharapkan menjadi pintu gerbang utama bagi masuknya investasi asing ke Indonesia. Dengan adanya kawasan ini, para investor global akan mendapatkan kesempatan untuk menjadi co-investor bersama Danantara dan Indonesia Investment Authority (INA). Skema ini dinilai telah berhasil diterapkan di berbagai pusat keuangan dunia seperti Abu Dhabi, Dubai, Hong Kong, dan Singapura.

“Kami tidak ingin pusat keuangan ini sekadar menjadi booking centre, melainkan kawasan yang nyaman untuk bekerja dan ditinggali,” tegas Luhut.

Ia pun berharap bahwa proyek ini dapat segera terealisasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah saat ini tengah menyusun kriteria terbaik agar KEK Pusat Keuangan ini mampu menjadi akselerator utama pembangunan Indonesia, bukan sekadar pelengkap dalam ekosistem keuangan.

“Kami akan segera menetapkan kriteria terbaik untuk KEK ini. Jika ingin mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, kita harus membangun ekosistem keuangan yang progresif dan kompetitif. Bukan sekadar pendukung, tetapi akselerator utama pembangunan nasional,” pungkasnya.

Langkah ini menandai komitmen Indonesia dalam memperkuat daya saingnya di kancah global, sekaligus menjawab tantangan untuk menarik lebih banyak investasi asing demi pembangunan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Also Read

Tags

Leave a Comment