Pemerintah Indonesia tengah mempertimbangkan ekspor telur ayam ke Amerika Serikat (AS) seiring dengan krisis pangan yang melanda Negeri Paman Sam. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman membuka peluang ekspor ini sebagai langkah strategis dalam memanfaatkan kelebihan produksi telur dalam negeri. Namun, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menegaskan bahwa ekspor baru bisa dilakukan apabila stok dalam negeri sudah benar-benar mencukupi.
“Memang belum dilakukan. Kami juga belum tahu kapan, tapi pada prinsipnya ya nggak ada masalah sepanjang dalam negeri tercukupi,” ujar Budi saat meninjau ketersediaan bahan pokok di Tip Top Swalayan, Jakarta Timur, Jumat (7/3/2025).
Peluang Ekspor yang Menjanjikan
Ekspor telur ayam ke AS dianggap sebagai kesempatan emas bagi Indonesia untuk memperluas pasar produk pangan ke kancah internasional. Menurut Budi, langkah ini tidak hanya berpotensi meningkatkan devisa negara, tetapi juga membuktikan bahwa produk peternakan dalam negeri memiliki daya saing global.
“Ya kalau kita kan stok telur memang banyak, kalau sudah kebutuhan nasional tercukupi, ya di ekspor lebih bagus. Nggak ada masalah yang penting tercukupi dulu dalam negeri,” tambahnya.
Sebelumnya, Mentan Andi Amran Sulaiman mengungkapkan ketertarikannya terhadap peluang ekspor ini. Namun, ia menekankan bahwa pemerintah masih memprioritaskan pemenuhan kebutuhan dalam negeri, terutama untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Kita tertarik (ekspor). Tetapi kita penuhi dulu kebutuhan dalam negeri karena ada pangan bergizi. Kalau berlebih kita ekspor,” ujar Amran di Gedung DPR RI, Kamis (6/3/2025).
Kesiapan Indonesia dalam Ekspor Telur
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyatakan bahwa Indonesia mampu menyuplai telur ke AS dalam jumlah yang signifikan. Dengan produksi yang melimpah, ia meyakini bahwa pengiriman 1,6 juta butir telur setiap bulan ke AS bukanlah hal yang mustahil.
“Kita lihat neraca dari komoditas telur kita. Kita siap 1,6 juta butir, berapa kontainer, nanti bisa dicek, ke Amerika setiap bulan. Jadi kita bisa ikut,” kata Sudaryono.
Dengan kondisi produksi yang berlebih, wacana ekspor ini berpotensi menjadi solusi bagi para peternak dalam menyalurkan hasil produksi mereka ke pasar yang lebih luas. Namun, pemerintah tetap berkomitmen untuk memastikan kestabilan harga dan ketersediaan stok telur bagi masyarakat Indonesia sebelum melangkah lebih jauh dalam ekspor ke luar negeri.