Perang Dagang Memanas, Harga Emas Melonjak 2% dalam Sepekan

Sahrul

Harga emas mengalami lonjakan signifikan sepanjang pekan ini, didorong oleh meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China. Para investor bergegas mengalihkan dana mereka ke emas, yang dikenal sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian global.

Secara keseluruhan, harga emas dunia mencatatkan kenaikan sebesar 2,12% dalam perdagangan pekan ini. Sementara itu, pada sesi perdagangan Jumat (7/2/2025), emas ditutup dengan kenaikan tipis 0,14%, mencapai harga US$ 2.860,39 per troy ons.

Kenaikan harga emas pada akhir pekan ini juga didukung oleh rilis data ketenagakerjaan AS periode Januari 2025 yang menunjukkan tren positif. Investor semakin memburu aset aman setelah data ekonomi terbaru menunjukkan pasar tenaga kerja AS sedang mengalami penguatan.

Berdasarkan laporan terbaru, tingkat partisipasi tenaga kerja di AS meningkat menjadi 62,6% pada Januari 2025, naik dari 62,5% pada Desember 2024. Di sisi lain, tingkat pengangguran mengalami penurunan dari 4,1% menjadi 4% pada periode yang sama. Departemen Tenaga Kerja AS juga melaporkan tambahan 143.000 lapangan pekerjaan di Januari, meskipun jumlah tersebut lebih rendah dari ekspektasi analis yang memperkirakan pertumbuhan 170.000 pekerjaan.

“Pertumbuhan upah dan menurunnya penciptaan lapangan kerja menantang kemampuan Federal Reserve untuk menyesuaikan suku bunga, membentuk situasi yang rumit namun berpotensi menguntungkan,” ujar Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, seperti dikutip dari Reuters.

Situasi ekonomi yang stabil dengan lapangan kerja yang solid dan inflasi yang terkendali memberi peluang bagi bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk menurunkan suku bunga. Namun, ketidakpastian kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintahan AS membuat investor tetap waspada.

Di sisi lain, ketegangan perdagangan antara AS dan China semakin meningkat dalam beberapa hari terakhir. Presiden AS, Donald Trump, telah memulai babak baru dalam konflik dagang dengan memberlakukan tarif impor baru terhadap China. Meskipun begitu, Trump memberikan penangguhan sementara bagi Meksiko dan Kanada selama satu bulan.

Sebagai aset yang sering menjadi pilihan utama di tengah gejolak ekonomi dan ketidakpastian kebijakan global, emas terus menjadi daya tarik utama bagi investor.

“Fokus utama pasar emas terus pada ketidakpastian terkait kebijakan tarif Trump,” ungkap David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures, sebagaimana dilansir dari Reuters.

Selain faktor geopolitik, dukungan terhadap kenaikan harga emas juga datang dari bank sentral China (People’s Bank of China/PBoC), yang terus meningkatkan kepemilikan emasnya. Kebijakan terbaru yang memperbolehkan dana asuransi untuk berinvestasi dalam emas juga semakin memperkuat posisi emas di pasar global.

Dengan berbagai faktor yang mendukung pergerakan emas, para investor tetap mengawasi kebijakan ekonomi dan pergerakan pasar untuk mengantisipasi perubahan harga ke depan.

Also Read

Tags

Leave a Comment