Perkuat Fundamental, UNVR Siap Hadapi Penurunan Keuntungan

Sahrul

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) merilis laporan kinerja keuangan tahun 2024 dengan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 35,1 triliun serta laba bersih sebesar Rp 3,4 triliun. Kendati tetap mengantongi keuntungan, angka tersebut menunjukkan penurunan sebesar 29,8 persen dibandingkan periode sebelumnya.

Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap penyusutan laba adalah tingginya investasi yang digelontorkan untuk merombak struktur bisnis serta mengoptimalkan efisiensi operasional perusahaan. Langkah strategis ini merupakan bagian dari program restrukturisasi yang dirancang untuk memperkuat daya saing UNVR dalam menghadapi tantangan industri.

Presiden Direktur UNVR, Benjie Yap, mengungkapkan bahwa sepanjang 2024, perusahaan mengambil berbagai keputusan besar untuk mengatasi tantangan utama secara menyeluruh.

“Meskipun berbagai upaya tersebut berdampak pada kinerja jangka pendek, tetapi langkah-langkah ini berhasil memperkuat fundamental bisnis kami. Berbagai tindakan untuk menata ulang bisnis yang kami lakukan akan meringankan biaya dan mendorong pertumbuhan. Kami mulai melihat progres dan kami percaya upaya-upaya ini akan membangun landasan yang lebih kuat untuk pertumbuhan jangka panjang,” ujar Benjie dalam Konferensi Pers Laporan Kinerja Keuangan Perusahaan Tahun 2024, Kamis (13/2/2025).

Menanggapi hal ini, Organization Strategist sekaligus Co-Founder D’Impact Indonesia, Lucia Nanny Lusida, menjelaskan bahwa program optimalisasi operasional yang dijalankan UNVR bukan hanya sebatas langkah penghematan, tetapi juga investasi strategis untuk membangun organisasi yang lebih responsif terhadap dinamika pasar.

Lebih lanjut, Lucia menekankan bahwa transformasi ini diharapkan dapat meningkatkan kelincahan perusahaan dalam merespons perubahan. Kemampuan adaptasi yang lebih baik akan menjadi keunggulan kompetitif bagi UNVR di tengah lanskap bisnis yang semakin dinamis.

“Dengan ekosistem bisnis yang semakin kompleks, perusahaan perlu menyesuaikan diri dengan tren industri, digitalisasi, serta pola konsumsi yang terus berkembang,” ungkapnya.

Ia juga menyoroti bahwa persaingan dengan merek global dan pemain lokal yang semakin agresif merupakan tantangan lain bagi UNVR. Oleh karena itu, selain mengefisienkan operasional, inovasi dalam produk serta strategi pemasaran yang kreatif menjadi faktor krusial dalam menjaga relevansi di pasar.

Meski laba mengalami tekanan akibat investasi besar dalam restrukturisasi, UNVR tetap optimistis bahwa strategi ini akan membawa dampak positif dalam jangka panjang.

“Dengan organisasi yang lebih efisien dan agile, UNVR diharapkan mampu mempertahankan posisinya sebagai pemain utama di industri FMCG serta menghadapi persaingan dengan strategi yang lebih adaptif dan berkelanjutan,” pungkas Lucia.

Also Read

Tags

Leave a Comment