Sebanyak 3.200 ekor sapi, terdiri dari sapi betina produktif dan sapi bakalan, telah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Impor ini dilakukan oleh perusahaan yang tergabung dalam Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) sebagai langkah strategis dalam menjaga ketersediaan daging sapi di Indonesia.
Direktur Eksekutif Gapuspindo, Joni Liano, mengungkapkan bahwa ribuan sapi tersebut tiba dari Darwin, Australia, pada Kamis (20/2/2025) malam. Proses bongkar muat berlangsung pada dini hari, Jumat (21/2), sekitar pukul 01.00 WIB hingga pagi harinya di Pelabuhan Tanjung Priok.
“Sapi betina produktif 200 ekor, dan 3.000 sapi bakalan untuk dipotong,” ujar Joni.
Upaya Menjaga Stok Daging Menjelang Ramadan
Impor sapi ini bertujuan untuk meningkatkan produksi daging sapi dalam negeri. Sapi betina produktif akan memperbanyak populasi anakan sapi guna menopang kebutuhan jangka panjang, sementara sapi bakalan akan menjalani proses penggemukan sebelum akhirnya dipotong untuk konsumsi masyarakat.
“Tujuan (impor sapi) menambah stok untuk suplai daging sapi segar di bulan Ramadan dan Idul Fitri yang cenderung meningkat,” jelas Joni.
PT Lembu Jantan Perkasa (LJP) menjadi pihak yang bertanggung jawab atas impor ini. Langkah ini sejalan dengan program Kementerian Pertanian dalam meningkatkan populasi sapi potong di dalam negeri.
Target Produksi Daging Nasional
Menurut Joni, sepanjang tahun 2024 realisasi impor sapi bakalan telah mencapai 537.000 ekor, dengan rata-rata berat hidup 300-320 kilogram per ekor. Setelah melalui proses penggemukan selama tiga bulan dengan pakan berbasis bahan lokal, bobot sapi dapat meningkat menjadi 450-470 kilogram sebelum akhirnya siap dipotong untuk memenuhi kebutuhan daging segar dalam negeri.
Pemerintah sendiri tengah menggencarkan upaya peningkatan produksi daging sapi dan susu dalam negeri. Salah satu langkah strategis yang ditempuh adalah dengan menargetkan impor sapi perah dan pedaging sebanyak 2 juta ekor dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
Namun, impor sapi ini tidak dilakukan langsung oleh pemerintah, melainkan oleh para pelaku usaha. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda, menjelaskan bahwa sebanyak 141 investor telah berkomitmen untuk mengimpor 1,2 juta ekor sapi perah, sementara 70 investor lainnya akan mendatangkan sapi pedaging.
Langkah ini dibahas dalam Focus Group Discussion (FGD) bersama Kementerian/Lembaga terkait, dalam rangka pengembangan investasi sapi perah dan sapi pedaging di Indonesia. Pertemuan ini berlangsung di Hotel Bidakara, Jakarta, pada Rabu (11/12/2024).
Dengan adanya langkah ini, diharapkan ketersediaan daging sapi nasional dapat tetap terjaga, terutama di momen-momen penting seperti Ramadan dan Idul Fitri, di mana permintaan daging cenderung meningkat signifikan.






