Memasuki awal bulan Ramadan 1446 H, harga daging sapi mengalami lonjakan yang cukup signifikan di berbagai daerah. Bahkan, di beberapa wilayah, harga daging sapi telah melampaui Rp 150.000 per kilogram (kg), menandakan adanya peningkatan yang cukup drastis dibandingkan harga sebelumnya.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan bahwa kenaikan harga daging sapi di tingkat peternak sebenarnya sudah mulai terlihat sejak beberapa waktu lalu. Sebelumnya, harga daging sempat anjlok akibat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), namun kini tren harga kembali mengalami kenaikan. Meski demikian, ia memastikan bahwa harga daging sapi di tingkat peternak masih dalam batas yang wajar, yakni berkisar antara Rp 120.000 hingga Rp 130.000 per kg.
“Itu memang harga daging harusnya sekitar Rp 120.000-130.000/kilogram, malah batas atasnya kan Rp 140.000/kilogram. Kemarin itu ada penurunan harga daging karena case-nya PMK. Jadi sekarang sudah mulai naik lagi, alhamdulillah,” kata Arief saat ditemui wartawan di Graha Mandiri, Senin (3/3/2025).
Lebih lanjut, Arief menegaskan bahwa pihaknya akan berupaya menjaga harga daging sapi agar tidak melebihi Harga Acuan Penjualan (HAP) yang telah ditetapkan sebesar Rp 140.000 per kg. Terutama untuk jenis daging secondary cut atau potongan sekunder, yang secara harga seharusnya masih berada di bawah batas tersebut. Sementara itu, untuk jenis daging prime cut seperti tenderloin, harga memang cenderung lebih mahal sejak awal.
“Sesuai HET, jadi sudah disebutkan bahwa harga akan sesuai HET atau lebih rendah, Rp 140.000/kg kan? Tapi jangan bilang loin cut harganya Rp 180.000/kg terus daging mahal. Loin cut itu maksudnya tenderloin, ya pasti mahal. Jadi secondary cut itu memang angkanya kurang lebih di bawah Rp 140.000,” jelasnya.
Sementara itu, terkait harga daging kerbau, Arief memastikan bahwa harganya masih stabil dan sesuai dengan harga acuan yang telah ditetapkan. Saat ini, stok daging kerbau di Indonesia masih berada di angka sekitar 30.000 ton. Ditambah lagi, dalam waktu dekat akan ada tambahan impor daging kerbau sebanyak 3.000 hingga 4.000 ton yang diharapkan dapat menjaga keseimbangan pasokan di pasar.
“Daging kerbau masih ada stok sekitar 30.000 ton dan ini Januari, Februari. Maret ini akan masuk sekitar mungkin 3.000-4.000 ton,” terangnya.
“Kalau daging kerbau harusnya sekitar Rp 80.000-100.000, itu target kita,” tegas Arief.
Di berbagai daerah, harga daging sapi memang tercatat mengalami kenaikan. Sebagai contoh, di Pasar Sindangkerta, harga daging sapi per Jumat (28/2) lalu sudah menyentuh Rp 140.000 per kg. Sementara itu, di Kabupaten Cianjur, harga daging yang sebelumnya berada di kisaran Rp 120.000 hingga Rp 130.000 per kg kini melonjak menjadi Rp 140.000 hingga Rp 150.000 per kg.
“Dari kemarin naik, sekitar Rp 5 ribu per hari kenaikannya. Puncaknya sekarang harga sudah di angka Rp 150 ribu per kilogram. Naiknya sekitar Rp 20 ribu dari harga normal,” kata salah seorang pedagang di Pasar Induk Cianjur, Rabu (26/2/2025).
Kenaikan harga ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk meningkatnya permintaan menjelang Ramadan serta kondisi pasokan di tingkat peternak. Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional terus memantau perkembangan harga di lapangan guna memastikan kestabilan harga bagi masyarakat.






