Di era digital yang semakin berkembang, kejahatan siber pun turut berevolusi menjadi lebih canggih dan sulit dideteksi. Salah satu metode yang sering digunakan pelaku kejahatan daring adalah phishing, yakni sebuah teknik penipuan yang bertujuan mencuri informasi pribadi seseorang, seperti nama pengguna, kata sandi, kode OTP, hingga data finansial lainnya.
Modus ini sering kali dilakukan dengan menyamar sebagai institusi resmi, seperti bank atau perusahaan ternama, dan menawarkan berbagai keuntungan menggiurkan agar korban tergoda. Namun, di balik janji hadiah atau promo menarik tersebut, para pelaku sebenarnya berusaha mendapatkan akses ke akun korban dengan cara meminta data sensitif. Jika seseorang terlanjur memberikan informasi yang diminta, maka bukan tidak mungkin seluruh saldo rekening bisa dikuras habis dalam hitungan menit.
Penting untuk diingat bahwa pihak resmi tidak akan pernah meminta data pribadi melalui pesan singkat atau panggilan telepon. Oleh karena itu, jangan mudah tergoda dengan tawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.
Ciri-ciri Modus Phising yang Harus Diwaspadai
Berdasarkan informasi dari Layanan Konsumen dan Pengaduan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ada beberapa tanda yang bisa menjadi indikator bahwa seseorang sedang menjadi target serangan phishing. Berikut ciri-ciri yang harus diperhatikan:
- Menawarkan hadiah yang terlalu menggiurkan dan di luar logika
Pelaku sering kali menjebak korban dengan dalih memenangkan hadiah besar atau memperoleh keuntungan instan. Namun, untuk bisa mengklaim hadiah tersebut, korban biasanya diminta menyerahkan informasi pribadi, seperti nomor rekening atau kode OTP. Bahkan, dalam beberapa kasus, penipu meminta korban mentransfer sejumlah uang dengan alasan biaya administrasi.
Untuk menghindari jebakan ini, pastikan terlebih dahulu apakah Anda benar-benar mengikuti undian atau program yang disebutkan. Jika tidak pernah merasa ikut serta dalam program tersebut, maka besar kemungkinan itu adalah modus penipuan.
- Menggunakan alamat situs yang mencurigakan
Salah satu trik yang sering digunakan pelaku phising adalah dengan membuat situs palsu yang menyerupai website resmi. Mereka menggunakan domain yang hampir mirip dengan institusi terpercaya, misalnya dengan menambahkan karakter tambahan yang sulit dibedakan sekilas.
Agar tidak terjebak, selalu periksa alamat situs secara teliti sebelum mengaksesnya. Hindari mengklik tautan yang dikirimkan melalui pesan singkat atau email tanpa melakukan pengecekan terlebih dahulu.
- Meminta data rahasia seperti OTP, PIN, atau kata sandi
Perlu diingat bahwa OTP, PIN, dan kata sandi bersifat sangat pribadi dan tidak boleh dibagikan kepada siapa pun, termasuk pihak yang mengaku sebagai institusi resmi. Jika ada permintaan untuk memberikan informasi ini, bisa dipastikan itu adalah penipuan.
Salah satu langkah pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan mengganti kata sandi secara berkala agar keamanan akun tetap terjaga.
- Menggunakan ancaman atau bahasa yang mendesak
Modus lain yang kerap digunakan adalah dengan menciptakan situasi panik sehingga korban terburu-buru mengambil keputusan tanpa berpikir jernih. Misalnya, pelaku menghubungi korban dan menyebutkan bahwa ada anggota keluarga yang mengalami kecelakaan atau terjerat kasus hukum. Dalam kepanikan, korban pun diminta segera mentransfer uang ke rekening pelaku tanpa sempat mengecek kebenarannya.
Jika menerima telepon atau pesan dengan nada mendesak seperti ini, tetaplah tenang dan lakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan apa pun.
- Menggunakan data pribadi korban yang diambil dari media sosial
Banyak orang tidak menyadari bahwa informasi yang mereka bagikan di media sosial bisa menjadi senjata bagi pelaku kejahatan siber. Data seperti tanggal lahir, nama anggota keluarga, lokasi kerja, atau bahkan kebiasaan sehari-hari bisa dimanfaatkan untuk membuat skenario penipuan yang lebih meyakinkan.
Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam mengunggah informasi pribadi di internet. Pastikan juga akun media sosial Anda memiliki pengaturan privasi yang baik agar tidak mudah diakses oleh orang asing.
Kesimpulan
Phishing adalah salah satu bentuk kejahatan siber yang bisa mengakibatkan kerugian besar jika seseorang tidak waspada. Oleh karena itu, selalu berhati-hati dalam menerima tawaran atau informasi yang mencurigakan, terutama jika melibatkan data pribadi atau keuangan. Jangan mudah percaya dengan hadiah yang terlalu menggiurkan, selalu cek keabsahan situs yang diakses, dan jangan pernah memberikan informasi sensitif kepada siapa pun. Dengan langkah pencegahan yang tepat, kita bisa terhindar dari jebakan phising dan menjaga keamanan data serta keuangan kita.