Korea Selatan tengah mempersiapkan langkah besar untuk memperkuat daya saingnya dalam industri kecerdasan buatan (AI) global. Pada tahun 2025, negara ini berencana untuk mengakuisisi sebanyak 10.000 unit unit prosesor grafis (GPU) kelas atas. Langkah ini dirancang untuk memastikan Korea tetap berada di garis depan dalam persaingan teknologi AI yang semakin ketat.
“Seiring meningkatnya persaingan untuk menguasai industri AI, peta persaingan tidak lagi hanya melibatkan perusahaan-perusahaan, melainkan juga negara-negara dengan ekosistem inovasi mereka,” ujar Plt Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, dalam pernyataannya yang dikutip oleh Reuters pada Senin, 17 Februari 2025.
Pemerintah Korea Selatan berkomitmen untuk mengamankan 10.000 GPU melalui kolaborasi sektor publik dan swasta. Ini bertujuan untuk mempercepat peluncuran layanan berbasis AI melalui data center nasional yang siap melayani kebutuhan inovasi teknologi negara tersebut. Langkah ini juga bisa jadi sebagai respons terhadap kebijakan baru yang diterapkan oleh Amerika Serikat untuk mengontrol ekspor chip AI dan teknologi lainnya yang dibutuhkan untuk pengembangan AI.
Regulasi dari pemerintah AS ini mengklasifikasikan negara-negara ke dalam beberapa kategori, dengan Korea Selatan menjadi salah satu dari 18 negara yang dibebaskan dari pembatasan. Sebaliknya, sekitar 120 negara lainnya, termasuk negara-negara yang terlarang seperti China, Iran, dan Rusia, menghadapi pembatasan ketat terkait akses terhadap teknologi ini.
Pemilihan GPU yang akan digunakan untuk proyek ini masih dalam tahap evaluasi. Faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan mencakup kecepatan, kecanggihan, serta kapasitas untuk menangani volume data dalam pelatihan model-model AI yang kompleks. Lamanya waktu pelatihan juga turut memengaruhi jumlah GPU yang dibutuhkan. Meskipun rincian lebih lanjut seperti model GPU yang akan dipilih dan anggaran yang diperlukan baru akan diputuskan pada bulan September mendatang, langkah ini jelas menjadi momentum penting bagi Korea Selatan dalam memperkuat infrastruktur teknologi digitalnya.
Saat ini, Nvidia memegang kendali dominan dalam pasar chip GPU global, dengan pangsa pasar yang mencakup lebih dari 80%. Ini menjadikannya sebagai pemimpin tak terbantahkan dalam industri tersebut, jauh melampaui pesaing seperti Intel dan AMD. Bahkan perusahaan-perusahaan besar seperti OpenAI masih bergantung pada chip Nvidia untuk mendukung pengembangan teknologi AI mereka, meskipun mereka tengah berupaya mengurangi ketergantungan tersebut dengan mengembangkan chip AI milik mereka sendiri.
Dengan langkah strategis ini, Korea Selatan menunjukkan tekadnya untuk tidak hanya menjadi bagian dari revolusi AI, tetapi juga untuk memimpin jalannya menuju masa depan yang lebih canggih dan terdepan dalam teknologi.