suarasanggau Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan tingkat risk based capital (RBC) asuransi jiwa per Februari 2024 sebesar 452,24%. Angka yang disebutkan berkurang secara tahunan dibandingkan RBC asuransi jiwa per Februari 2023 sebesar 478,27%.
Direktur Keuangan BRI Life, Lim Chet Ming menyampaikan RBC perusahaan sudah mencapai 565% per Februari 2024. Angka ini berkembang dari RBC perusahaan pada 2023 yaitu sebesar 524%.
“RBC ratio bisa saja meningkat lantaran adanya tata kelola perusahaan yang mana kuat kemudian juga adanya peningkatan laba dalam tahun 2023. Jadi, RBC kami naik itu faktornya lantaran kedua hal ini masih on track,” kata Lim terhadap Kontan.co.id, Rabu (3/4).
Sementara itu, PT BNI Life Insurance (BNI Life) juga mencatatkan data peningkatan RBC. RBC perusahaan per Februari 2024 tercatat sebesar 683,6%. RBC ini mengalami kenaikan apabila dibandingkan dengan RBC Februari 2023 sebesar 638,9%.
Plt. Direktur Utama BNI Life Eben Eser Nainggolan menilai penurunan RBC sektor asuransi jiwa disebabkan oleh sebab itu adanya kontraksi pendapatan premi terkait penurunan pendapatan dari item PAYDI.
“RBC BNI Life per Februari 2024 sudah pernah meningkat sebesar 683,6% secara tahunan (YoY),” kata Eben terhadap Kontan.co.id, Rabu (3/4).
Adapun BNI Life juga sudah berusaha mencapai RBC perusahaan dalam tahun ini akan terjaga sebesar 688,43%. Untuk menjaga tingkat RBC perusahaan, BNI Life menerapkan beberapa orang strategi.
Strategi yang diterapkan oleh BNI Life yaitu, melakukan pengelolaan Penanaman Modal dan juga Cash Flow perusahaan, kemudian mempertimbangkan kualitas aset serta likuiditas yang dibutuhkan, sesuai dengan kewajiban yang mana dijanjikan ke nasabah.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu menyampaikan penurunan RBC pada lapangan usaha asuransi jiwa disebabkan oleh fluktuasi kondisi bursa keuangan Indonesia yang menghadapi tantangan seiring ketidakpastian perekonomian global.