suarasanggau McDonald’s menganggap genosida yang tersebut dijalankan tanah Israel dalam Daerah Gaza sebagai penyulut kegagalan mereka mencapai target jualan kuartal pertama pada hampir empat tahun terakhir.
CEO McDonald’s, Chris Kempczinski mengaku khawatir dengan tren perdagangan di area negara-negara Timur Tengah dan juga negara mayoritas Muslim lainnya seperti Tanah Melayu serta Indonesia.
“Pada ketika konflik ini masih berlangsung, kami bukan berharap ada perbaikan yang digunakan signifikan,” ujar Kempczinski, dikutip Suara.com dari Al Jazeera pada Selasa (6/2/2024).
Pertumbuhan pemasaran pada wilayah Timur Tengah, Tiongkok, lalu India selama Oktober-Desember semata-mata mencapai 0,7 persen, jarak jauh di area bawah ekspektasi bursa sebesar 5,5 persen.
Penurunan ini terjadi pasca adanya panggilan boikot terhadap McDonald’s oleh pelanggan pada negara-negara Muslim sebagai respons terhadap dukungan McDonald’s terhadap Israel.
Setelah McDonald’s negeri Israel memberikan sumbangan makanan gratis terhadap militer Israel, pemegang waralaba pada banyak negara Arab mengambil jarak dari sumbangan yang disebutkan serta berjanji memberikan bantuan untuk warga Palestina di area Gaza.
Meskipun McDonald’s berbasis dalam Chicago juga merupakan merek ikonik dalam Amerika Serikat, sebagian besar restorannya di dalam seluruh dunia dimiliki kemudian dioperasikan secara lokal.
Kempczinski menyebut, peperangan berdampak besar terhadap bidang usaha McDonald’s di tempat wilayah tersebut. Selain itu, ia juga menyinggung penyebaran informasi palsu sebagai penyebabnya.
Untuk diketahui, McDonald’s adalah salah satu merek Barat yang digunakan terkena dampak boikot oleh sebab itu dianggap memperkuat Israel.
Selain McD, Starbucks juga mengalami penurunan jualan pada Timur Tengah kemudian memangkas perkiraan transaksi jual beli tahunannya minggu lalu.
Meskipun kondisinya merosot di dalam negara-negara Muslim, McDonald’s tetap memperlihatkan mencatatkan hasil yang tersebut cukup baik secara keseluruhan, dengan peningkatan pemasaran global sebesar 3,4 persen, dibandingkan dengan 8,8 persen pada kuartal sebelumnya.
“Kami masih percaya pada ketahanan perusahaan kami di tempat sedang tantangan yang akan berlanjut pada tahun 2024,” kata Kempczinski.