Belajar Dari Andry Taneli, Cuma 2% Orang Konsisten Cuan Dari Saham

suarasanggau

Jakarta, CNBC Indonesia – Pendiri Instagram juga Youtube CUANmology Andry Taneli mengungkapkan, semata-mata 2 persen orang konsisten cuan di melakukan trading saham. Kata Andry, trading saham memerlukan waktu yang lama untuk mampu menciptakan cuan. Hal ini yang dimaksud memproduksi kemungkinan banyak orang bukan sabar pada melakukan trading saham.

Bacaan Lainnya

“Jadi pada trading saham itu ada prinsip 100:20:2, dari 100 orang yang melakukan trading saham setelahnya dua tahun juga di dalam bulan ke-25 maka hanya sekali tersisa 20 orang. Lalu yang mana 20 orang ini di lima tahun dan juga di dalam bulan ke-61 cuma akan tersisa 2 orang. Nah, 2 orang inilah yang mana akhirnya ketemu cara konsisten cuan trading saham,” kata Andry, seperti disitir CNBC Indonesia, Kamis (7/3/2024).

Andry menambahkan, tiada perlu punya IQ yang tersebut tinggi untuk dapat meraih sukses pada perdagangan saham. Kata dia, orang sepintar Albert Einstein yang tersebut meraih nobel juga pernah gagal ketika bermain saham. Jadi, IQ yang dimaksud tinggi bukanlah jaminan untuk dapat meraih cuan dari trading saham.

“Di trading saham itu prinsipnya adalah jangan lakukan kesalahan pemula, belajar dari kesalahan. Usahakan bikin jurnal trading, cari komunitas yang mana sehat yang mana bisa saja membantu untuk sanggup konsisten cuan, belajar dari senior yang dimaksud telah sukses dalam trading, banyak belajar mampu dari buku atau datang ke seminar tentang saham,” kata Andry.

Andry adalah pribadi full time trader saham dengan pengalaman trading saham 14 tahun sejak kuliah pada 2009 kemudian 10 tahun pengalaman pada perusahaan sekuritas lalu asset management.

Andry mengungkapkan, dirinya pertama kali trading saham pada 2009 atau bukan lama pasca terjadi krisis keuangan pada 2008. Ketika itu, beliau memulai hanya sekali dengan modal Rp22 juta.

“Jadi, saya pinjam dari orangtua Rp10 jt lalu sisanya uang saya Rp12 juta. Dalam 8 bulan pertama, uang saya tersisa Rp3,5 juta. Saya bilang ke orangtua saya, kalau di 4 bulan ke depan saya bukan mampu balik modal, saya akan berhenti trading saham juga kembali bekerja,” ungkap Andry.

Ternyata, pada waktu empat bulan itu, uang yang dimaksud tadinya tersisa Rp3,5 jt mampu meraih cuan hingga 500 persen serta modal Rp22 jt bisa jadi kembali lagi.

Kata Andry, belajar saham beda dengan belajar sepak bola atau bernyanyi atau skill lainnya. Pelatih sepak bola bukan harus juara bermain bola untuk dapat mengajarkan tentang sepak bola. Begitu juga dengan pembimbing menyanyi tidak berarti hanya sekali yang tersebut juara nyanyi saja.

Namun, hal itu tiada bisa jadi diterapkan di dalam dunia saham lantaran ini pakai modal uang untuk cari cuan dilipatgandakan. Menurut Andry, trading saham itu harus diperlakukan seperti bisnis, jadi kalo mau belajar berbisnis wajib belajar dari pebisnis yang mana sukses, bukanlah belajar dari bukanlah pebisnis. Demikian pula di tempat saham, kalo mau belajar jadi trader yang dimaksud sukses wajib belajar dari trader yang sukses juga.

Andry telah terjadi 14 tahun bergelut pada dunia saham. Dari awalnya rugi, saat ini Andry telah punya portofolio 11 digit dari trading saham.

“Di trading saham itu prinsipnya adalah #dilarangTOLOL artinya jangan lakukan kesalahan pemula, belajar dari kesalahan. Wajib bikin jurnal trading untuk punya record kenapa sanggup cuan dan juga kenapa bisa saja rugi, cari komunitas saham yang digunakan sehat, belajar dari senior yang tersebut sudah ada sukses pada sahan, belajar bisa jadi dari buku lalu seminar untuk lebih besar pintar 1% setiap harinya. Jangan pernah berhenti belajar sebab market saham itu dinamis” kata Andry.

Artikel Selanjutnya Video: Cerdas Kelola Uang Saat Perekonomian Lagi Sulit

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *