suarasanggau ISLAMABAD – Dua ledakan dalam dekat kantor kandidat pemilihan umum dalam provinsi Balochistan, Pakistan barat daya, menewaskan 24 orang serta melukai puluhan lainnya pada Rabu (7/2/2024). Itu meningkatkan perasaan khawatir melawan keamanan menjauhi pemungutan pengumuman pada Kamis (8/2/2024).
Warga Pakistan pergi ke tempat pemungutan pengumuman di area berada dalam meningkatnya serangan gerilyawan pada beberapa bulan terakhir juga dipenjaranya Imran Khan, pemenang pemilihan umum nasional terakhir, yang tersebut mendominasi berita utama meskipun krisis dunia usaha juga kesengsaraan lain mengancam negara yang digunakan mempunyai senjata nuklir itu.
Pihak berwenang mengungkapkan mereka itu meningkatkan keamanan di tempat tempat pemungutan suara.
Serangan pertama, yang digunakan menewaskan 14 orang, terjadi di dalam kantor kandidat pemilihan umum independen di tempat distrik Pishin. Ledakan kedua di area Qilla Saifullah, sebuah kota dekat perbatasan Afghanistan, meledak pada dekat kantor Jamiat Ulema Islam (JUI), sebuah partai keagamaan yang sebelumnya menjadi sasaran serangan gerilyawan kemudian setidaknya 10 orang tewas.
Belum jelas siapa yang berada di area balik serangan tersebut. Beberapa kelompok, termasuk militan Islam Taliban Pakistan juga kelompok separatis dari Balochistan, menentang negara Pakistan serta telah dilakukan melakukan serangan pada beberapa bulan terakhir.
“KPU telah terjadi memohonkan sekretaris ketua serta inspektur jenderal Balochistan untuk segera melaporkan serta menginstruksikan merekan untuk mengambil tindakan terhadap orang-orang dalam balik kejadian tersebut,” kata juru bicara Komisi Pemilihan Umum pada sebuah pernyataan, dilansir Reuters.
Rumah Sakit Khanzai, dekat lokasi ledakan di dalam Pishin, menyebutkan jumlah total korban tewas sebanyak 14 orang juga lebih banyak dari dua lusin orang terluka. Wakil komisaris distrik Pishin, Jumma Dad Khan, mengungkapkan ledakan yang disebutkan sudah melukai sejumlah orang.
Serangan yang disebutkan terjadi ketika partai-partai kebijakan pemerintah menyelesaikan kampanye merekan di dalam masa tenang yang diamanatkan oleh peraturan pemilihan umum sehari sebelum pemilu.
Mantan perdana menteri Pakistan yang digunakan dipenjara, Khan, sebelumnya mendesak para pendukungnya untuk mengawaitu di area luar tempat pemungutan ucapan setelahnya memberikan pernyataan mereka, ketika partai-partai urusan politik saingannya mengadakan demonstrasi besar-besaran untuk menandai berakhirnya masa kampanye pemilu.